Pekan lalu, Indonesia menjadi incaran para peretas yang mencuri dan mengungkap data rahasia dari publik, pejabat, dan lembaga pemerintah.
Banyak Hacker Menyerang, BSSN Akui Keamanan Siber Indonesia Masih Buruk
Terkait hal itu, Hinsa Siburian, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), sependapat bahwa sistem keamanan siber di Indonesia masih belum kuat.
Baca juga
Kamu pelit? Penelitian menunjukkan bahwa Anda mungkin kurang tidur
Mendaki untuk makanan, kucing oranye sangat ingin mengalahkan hewan ini
Samsung Electronics Perkenalkan Layar Micro LED Terbaru, Ini Spesifikasinya
“Kita (keamanan siber) jangan langsung berasumsi bahwa kita (BSSN) kuat karena kita tahu ada banyak kerentanan. Pemerintah tentu juga sadar. , seperti dilansir Suara.com.
Ia mengungkapkan, hal tersebut terjadi karena Indonesia baru memasuki era digital pasca Covid-19.
Ilustrasi Peretas. (Pexels/Sora Shimazaki)
Karena itu, pihaknya berupaya mempercepat proses adaptasi digitalisasi, khususnya terkait keamanan data.
“Jadi ya, kami sangat berharap evolusi penggunaan teknologi informasi dan komunikasi berjalan seiring dengan ancaman yang akan muncul. Jadi tentu saja kami mengikuti itu dari sisi keamanan juga.” dia menjelaskan.
Terkait kebocoran data Bjorka dari pejabat Indonesia
, Hinsa mengatakan BSSN terus mengikuti dinamika perkembangannya. Itu sering melakukan validasi untuk forensik.
Didukung oleh GliaStudio
BSSN juga melakukan klasifikasi data yang bocor. Hinsa mengungkapkan, setelah dilakukan penyelidikan, memang ada data yang berulang-ulang juga.
Baca Juga :