Sejarah Asal Usul Suku Dayak dan Penyebarannya di Kalimantan

Sejarah-Asal-Usul-Suku-Dayak-dan-Penyebarannya-di-Kalimantan
5/5 - (1 vote)

Pahami suku Dayak

Suku Dayak adalah suku asli kalimantan yang hidup berkelompok yang tinggal di pedalaman, di pegunungan, dll. Kata dayak sendiri sebenarnya diberikan oleh orang melayu yang datang ke kalimantan. Orang Dayak sendiri menolak nama Dayak karena diartikan lebih negatif. Padahal, semboyan suku Dayak adalah “Menteng Ueh mamut,” yang artinya memiliki kekuatan yang berani dan tidak ada yang tidak tahu apakah akan menyerah atau tidak akan pernah mundur.

 

Sejarah-Asal-Usul-Suku-Dayak-dan-Penyebarannya-di-Kalimantan

Berikut Ini Telah Kami Kumpulkan Yang Bersumber Dari Laman https://memphisthemusical.com/ Yang Akhirnya Saya Tuliskan Disini.

 

Selain itu, Suku Dayak juga dikenal sebagai suku yang memiliki peninggalan magis yang kuat. Pengetahuan spiritual adalah simbol dari suku ini. Meski begitu, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui apa dan bagaimana asal muasal suku Dayak di masa lalu.
Sejarah terbentuknya suku Dayak dan sebarannya di Kalimantan

Suku Dayak merupakan salah satu suku asli Kalimantan yang sangat terkenal tidak hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri karena keunikan budaya etniknya. Suku Dayak sering dikenal sebagai suku yang memiliki warisan magis yang sangat kuat. Ilmu humaniora merupakan simbol keunikan suku-suku yang hidup di pedalaman tanah Kalimantan ini. Terlepas dari kenyataan tersebut, ternyata masih banyak masyarakat yang belum mengetahui seperti apa atau bagaimana asal muasal suku Dayak pada masa lalu.

Nenek moyang ini adalah sekelompok kecil perantau yang berhasil sampai ke pulau Kalimantan. Suku Dayak yang berasal dari pulau Kalimantan memiliki asal-usul yang masih banyak dipengaruhi oleh penduduk luar pulau. Ia juga disebutkan dalam buku Kerajaan Kutai Kartanegara karya Syaukani Hasan Rais setelah Mikhail Coomans, nenek moyang orang Kutai Kartanegara, yang juga berasal dari Asia daratan, sekarang Provinsi Yunan, Cina selatan.

Nenek moyang ini adalah sekelompok kecil perantau yang juga berhasil sampai ke Pulau Kaliimantan, namun masing-masing akan menempuh jalur dan waktu yang berbeda. Suku Dayak juga dibagi menjadi dua wilayah oleh Coomans: yang pertama adalah wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah, yang kedua adalah Kalimantan Barat, Utara atau Timur.

“Diperkirakan suku Dayak yang kini bermukim di Kalimantan Selatan atau Kalimantan Tengah melakukan jalur melalui Indocina, Semenanjung Malaya (Malaysia), Sumatera, kemudian melalui Selat Karimata hingga Kalimantan Tengah dan Selatan telah”, tulis Syaukani tersebar di wilayah Barat. Kalimantan, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur, pada jalur lintas Provinsi Hainan, Taiwan, Filipina yang melintasi Laut Cina Selatan, atau ke tiga provinsi tersebut.

Perbedaan ini juga terlihat dari sisi antropologi suku Dayak di kedua wilayah tersebut. Suku Dayak Murut yang tinggal di Kalimantan bagian utara memiliki budaya atau sistem irigasi yang berbeda dengan yang tinggal di Kalimantan bagian selatan atau tengah.

Diperkirakan imigrasi ini terjadi antara 3000 dan 1500 SM. Telah terjadi. Saat ini merupakan zaman gletser ketika es di Kutub Utara atau Kutub Selatan belum mencair, sehingga selat sempit yang kedalamannya kurang dari 100 meter tersebut belum terbentuk atau masih berbentuk daratan kontinu. Dengan perahu kecil Anda bisa menyeberangi Selat Karimata atau Laut Cina Selatan yang tidak begitu luas. Keane mengatakan para imigran tersebut adalah ras Kaukasia dan Mongol. FR Ukur mengelompokkan penduduk Kalimantan menjadi dua kelompok, yaitu suku Dayak yang akan tinggal di hulu sungai ras Deotro, dan suku Kutai yang tinggal di hilir sungai termasuk dalam kelompok ras Proto Melayu.

Syaukani menyimpulkan bahwa pengelompokan suku Dayak di hulu sungai atau di hilir suku Kutai juga bersifat sosio-religius dan bukan genologis. Mereka berasal dari ras yang sama, yaitu Deotro Melayu, namun banyak dari suku Kutai yang dipengaruhi oleh jenis Proto Melayu (Banjar, Bugis, dan Jawa) sehingga suku ini lebih memilih untuk dikelompokkan sebagai Proto Melayu.

Ras Proto Melayu sangat mengidentifikasi Dayak sebagai orang pedalaman yang bukan Muslim atau Kutai, dan sebagai orang Proto-Melayu yang beragama Islam. Sementara itu, orang Dayak sering menyebut umat Islam sebagai “Halo”, yang juga berarti orang asing karena telah meninggalkan kepercayaan tradisionalnya. Orang Kutai cenderung enggan disebut orang Dayak karena mereka beragama Islam.

Asal muasal suku Dayak

Suku Dayak diyakini berasal dari ras Mongol di Asia. Karena diketahui benua Asia masih akan menyatu dengan Pulau Kalimantan 2000 tahun sebelum Masehi. Ras Mongolia, yang tertekan karena kekalahan perang, bermigrasi ke selatan dari Semenanjung Malaya di Sarawak ke Kalimantan. Ras mongolia kemudian menetap, mendirikan pemukiman di tepi sungai, mengerami atau bisa juga membangun budayanya sendiri di negara Kalimantan.

Seiring berjalannya waktu, suku bangsa Melayu dari Sumatera dan Semenanjung Malaya, Bugis, Makassar, dan suku Jawa yang sudah lama datang menemui ras Mongol yang akan menjadi cikal bakal suku Dayak tersebut, berdatangan ke hulu sungai. Mereka akan terpencar, terpencar, atau bahkan hidup di pedalaman. Masing-masing kemudian mengembangkan adat budayanya masing-masing dan sekaligus menjadi cikal bakal keberagaman suku sub etnis Dayak di Kalimantan.

Dalam menelusuri sejarahnya, suku Dayak sebenarnya mendirikan sebuah kerajaan bernama Kerajaan Dayak Nansarunai. Namun, kerajaan ini tidak akan bertahan lama. Ia dikalahkan atau bisa juga dihancurkan oleh keunggulan Majapahit yang pada saat itu sedang gencar-gencarnya berencana untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Sejarah atau asal muasal suku Dayak juga dapat dipengaruhi oleh budaya suku atau bangsa lain yang telah masuk ke wilayah Kalimantan.

Para misionaris Kristen, misalnya, yang berhasil mengubah kepercayaan suku Dayak dari animisme awal menjadi keyakinan pada Alkitab, memiliki sejumlah kecil budaya Islam yang akan dibawa orang Jawa ke Kerajaan Demak pada masa jayanya yang dilakukan oleh orang Dayak yang pindah agama. untuk Islam serta budaya. Orang Tionghoa yang akan menambah keragaman pengetahuan keseniannya seperti piring Malawen, periuk atau perkakas keramik.

Budaya dan seni Dayak

Rumah Pabean

Rumah adat suku Dayak adalah betang atau rumah panjang. Yaitu rumah adat kalimantan yang bisa anda temukan di wilayah kalimantan, lebih tepatnya di daerah hulu sungai yang merupakan pusat pemukiman orang dayak.

Bentuk dan ukuran rumah betang berbeda-beda di berbagai lokasi. Ada sebuah rumah betang yang berukuran panjang 15 meter dan lebar 30 meter. Umumnya rumah betang dibuat berbentuk egrang dan tingginya mencapai 5 meter.

Rumah betang yang sangat tinggi ini mampu menahan resiko banjir di daerah hulu. Budaya rumah Betang mencerminkan kebersamaan antara masyarakat Dayak dengan sistem aturan yang berlaku, yang mengacu pada hukum adat yang disepakati bersama.

Pakaian tradisional

Pakaian adat dibedakan menjadi 2 yaitu pakaian adat pria dan pakaian adat wanita. Untuk pria, gaun itu disebut Sapei Sadaq.

Ciri khasnya adalah memakai ikat kepala berbahan pandan yang umumnya dipakai oleh orang tua. Atasa dipadukan dengan rompi dan cawat atau Abet Kaoq dan ikatan mandau di sekitar pinggang.

Untuk pakaian wanita disebut Ta’a. Pakaian bermotif ini tidak jauh berbeda dengan pakaian adat pria. Yang membedakan hanya bagian atas bajunya disebut Sapei Inoq dan bagian bawah adalah roknya. Untuk wanita, seluruh busananya dihiasi dengan berbagai mutiara cantik.

Bahasa pribumi

Asal muasal bahasa Dayak adalah bahasa Austronesia yang berasal dari bagian utara Kalimantan dan menyebar lebih jauh ke timur menyerbu pedalaman, pegunungan dan juga pulau-pulau di Pasifik.

Selain itu, bahasa suku Dayak berkembang seiring dengan kedatangan orang Melayu dan orang dari negara lain. Diyakini bahwa Dayak saat ini memiliki banyak bahasa sebagai kelompok yang berasal dari daerah lain.

Makanan khas

Dayak juga memiliki makanan khas seperti Juhu Singkah (rotan muda), Karuang (sayuran dari singkong) atau Wadi (makanan dari ikan). Bahan makanan yang terbuat dari benda-benda di hutan. Suku Dayak juga menggunakan bumbu masak sederhana.

Upacara adat suku Dayak

Salah satu upacara adat yang terkenal dari masyarakat Dayak adalah upacara TIWAH, yaitu upacara penyerahan tulang belulang orang mati ke sandung (rumah kecil) yang sudah dibuat. Bagi suku Dayak, upacara TIWAH merupakan upacara yang sangat sakral.

Upacara ini juga diiringi dengan tarian, suara gong dan hiburan lainnya. Upacara lain juga dilakukan, seperti pemakaman, penyambutan kelahiran anak, dan penguburan orang mati.

Tari tradisional

Tari tradisional Dayak terdiri dari tiga jenis, yaitu Tari Hudoq, Tari Leleng dan Tari Kancet Papatai. Setiap tarian memiliki ciri khas dan maknanya masing-masing.

Tarian Hudoq merupakan bagian dari ritual yang dilakukan oleh suku Dayak Bahau dan Dayak Modang usai menanam padi. Inti dari tarian ini adalah mengenang jasa / pengorbanan nenek moyang mereka.

Tarian Leleng merupakan tarian dari seorang gadis Dayak Kenyah yang menceritakan tentang seorang gadis bernama Utan dimana dia akan dipaksa menikah dengan seorang pemuda yang tidak dia cintai sehingga Utan melarikan diri ke dalam hutan.

Tarian Kancet Papatai merupakan salah satu tarian perang yang menceritakan tentang salah satu pahlawan Dayak Kenyah yang berperang melawan musuh. Tarian ini berupa gerakan lincah, energik, lincah dan indah.

Alat musik

Dayak juga memiliki alat musik khas yang sering dimainkan. Beberapa di antaranya jaminan (gong), alat musik metal, dan gandang (kendang).

Ini adalah alat musik yang mengiringi tarian dan lagu yang dinyanyikan. Selain itu, Dayak memiliki alat musik tiup khas yang terbuat dari bahan yang berbeda yaitu Kalali, Tote dan Balawung Suling.

Agama Suku Dayak

Masyarakat Dayak terbagi menjadi beberapa suku yaitu Ngaju, OT, Danum, dan Ma’anyan di Kalimantan Tengah. Keyakinan agama meliputi: Islam, Kristen, Katolik, dan Kaharingan (pribumi). Kata Kaharingan berasal dari Danum Kaharingan yang berarti air kehidupan.

Adat Suku Dayak

  • Upacara Tiwah
  • Tari Kancet Papatai
  • Dunia supernatural
  • Manajah Antang
  • Mangkok merah

Lihat Juga: Alight Motion Pro